16 January 2008

SUBARU R1: ARE YOU THE ONE?

Tidak sulit mencari perhatian orang dengan Subaru R1

Buat saya yang punya tinggi 185 cm dan berat *** kg mengendarai Subaru R1 dari di Jakarta dan Bogor itu butuh nyali besar dan mental baja. Soalnya, saya mesti tahan menghadapi ratusan pasang mata yang memandang saya dengan raut muka heran dan seringnya diakhiri dengan tawa cekikikan.

Memang melihat pria tambun di belakang kemudi R1 bukan pemandangan yang enak dilihat. Namun, kalau parkir di ruang yang sempit dengan R1 adalah satu hal yang sangat mak nyuuusss. Bagimana enggak, bodi R1 yang super small membuatnya mudah nyelip di celah yang lebarnya sekitar 3 m.

Bahkan jika dibandingkan dengan regulasi dimensi Kei-Car di Jepang, ukuran tubuh R1 masih jauh di bawah batas maksimum. Panjang R1 cuma 3.395 mm, lebar 1.475 mm dan tinggi 1.520 mm. Sementara regulasi Kei-Car menyebutkan panjang maksimum 3,4 m, lebar 1,48 m, tinggi 2 m.

Bodi mini ini membuat pengemudi mempunyai penguasaan ruang parkir yang mudah, walau ruang yang tersedia sangat terbatas. Khususnya saat mudah memantau jarak antara bodi mobil anda dengan mobil di sebelah. Satu-satunya kesulitan di sektor ini adalah memprediksi jarak bumper depan dan bibir trotoar atau tanggul parkir. Soalnya, biarpun anda itu orang bertubuh jangkung seperti saya, bakal sulit melihat moncong R1. [Wahyu]


KABIN

Ruang di kabin depan cukup lapang, baik untuk head room maupun leg room. Apalagi tata letak tombol-tombol dan instrumen di dasbornya terlihat rapi. Modul-modulnya gampang dipantau dan dijangkau.

R1 memang dibekali jok di belakang pengemudi. Namun, jelas ini bukan buat penumpang. Soalnya, dua orang rekan kami yang dipaksa duduk disana berteriak karena tangannya kedudukan dan kakiknya kesemutan. Jok di belakang ini lebih baik digunakan untuk menaruh barang bawaan seperti tas, laptop sampai belanja bulanan. Yang penting bukan manusia.


BAGASI

Kalau mengandalkan bagasi dengan posisi jok belakang dibuka, menaruh 2 buah tas kamera ukuran besar sudah menyulitkan R1. Pintu belakang tidak bisa ditutup dan hampir separuh kaca belakang terhalang kedua tas tersebut.

Namun, lain cerita kalau jok belakang tersebut dilipat. Dua tas tersebut bisa dimasukkan dan masih terdapat ruang cukup untuk menaruh 2 tas kamera ukuran sedang. Kalau masih butuh ruang lagi, silakan lipat kursi penumpang depan. Hal ini membuat ruang simpan jadi bertambah besar.

Pada bagasi belakang masih terdapat ruang menyimpan tambahan. Tidak besar memang, tapi ruang ini cukup untuk menyimpan sepasang sepatu atau sandal. Oh ya, di jok belakang pada sisi kanan disediakan pengait yang bisa digunakan untuk menggantung tas belanjaan atau memasang cargo net.

KESIMPULAN

Jika anda doyan diperhatikan, R1 ini jelas cocok buat anda. Tampilannya yang “unik” bikin banyak orang melirik, anak kecil tertawa senang dan anjing menggonggong.

Asyiknya lagi, tubuh yang super kecil memberi banyak keuntungan saat di lalu lintas padat atau buat cari parkir. Di balik keimutannya itu, R1 menyodorkan kemampuan menyimpan barang yang luas via mekanisme kursi lipatnya.

Namun, jelas R1 ini buat kaum tradisionalis. Mereka yang mengatakan bahwa Rp 155 juta itu terlalu mahal buat mobil yang berbodi mini seperti ini atau lebih baik beli Avanza atau APV. R1 lebih cocok dipakai individu yang menikmati perbedaan atau berani tampil beda dan berduit tentunya.


SPESIFIKASI:

Mesin Tipe: 4 silinder DOHC
Kapsitas: 658 cc
Tenaga: 54 hp
Transmisi: CVT
Suspensi: McPherson strut (depan) & torsion-beam (belakang)
Dimensi: Panjang 3.285 mm, lebar 1.475 mm & tinggi 1.510 mm

Harga: Rp 155 juta (on the road)

No comments: