17 January 2008

TREN KENAIKAN PENJUALAN MOBIL TRANSMISI OTOMATIK


MATIK MAKIN DILIRIK

Dulu banyak yang ogah dengannya, sekarang mulai diburu


Coba intip data penjualan Gaikindo bulan Januari-Juli 2007. Di sana terlihat bahwa volume penjualan mobil bertransmisi otomatik mulai bergerak naik mendekati varian manual. Misalnya saja kisah larisnya 2.697 unit Honda CR-V 2.0 otomatik, mengalahkan varian manual yang terjual 1.413 unit.

“Di segmen tertentu memang naik, khususnya mobil yang berkapasitas 2.000 cc ke atas,” ujar Harry Yanto, Business Planning, Product and Order Manager GM Indonesia (GMI). Pria ramah ini menunjukkan bahwa persentase pembelian Chevrolet Captiva otomatik di Jakarta itu sekitar 95% dari total penjualan tahun 2007

Hal ini diamini oleh Priyo Kurnianto, Public Relation Department Head PT Indomobil Niaga International (INI). Komposisi penjualan Suzuki Grand Vitara otomatik dengan manual sekarang fifty-fifty (50:50). “Ini fenomena buat kami. Soalnya, sebelumnya penjualan varian otomatik paling banyak cuma 15%,” terang pria ramah yang pas kuliah hobi naik gunung ini.

Namun, sebenarnya bukan cuma segmen 2.000 cc saja yang permintaan varian otomatiknya meningkat. Kelas di bawahnya juga mengalami hal yang sama. Lihat saja PT Toyota Astra Motor (TAM) yang senyam-senyum melihat data penjualan Toyota Avanza GLX S 1.5 transmisi otomatik yang laku 3.265 unit berbanding dengan varian manual yang cuma dibeli 1.180 unit.

Dari data penjualan PT Honda Prospect Motor (HPM) juga terlihat bahwa sekitar 60% produk Honda yang gencar diburu konsumen saat ini adalah transmisi otomatik. Padahal sekitar 7 tahun lalu volume sales mobil otomatiknya tidak lebih dari 20%. Produk Honda yang laris varian otomatiknya adalah CR-V, Jazz dan City.

Namun, kalau dibedah lebih dalam lagi, peningkatan penjualan varian otomatik itu terjadi di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung dan Surabaya. Nah, bisa ketebak kan faktor utama penyebab meningkatnya permintaan dan penjualan mobil varian otomatik disini? Yup, kemacetan yang setiap hari semakin parah saja. Bayangkan sekarang ini untuk perjalanan dari Bekasi ke Kebon Jeruk yang berjarak 30 km dan biasa ditempuh 1-1,5 jam kini membengkak jadi 2-3 jam! Gara-gara proyek busway koridor VIII-X tuh.

Faktor pendukung lain adalah, semakin canggihnya teknologi transmisi otomatik. Saat ini akselerasi mobil transmisi otomatik tidak bisa lagi dibilang lambat. Aplikasi teknologi terkini bikin daya dari mesin lebih cepat disalurkan ke roda dan power loss-nya lebih sedikit. Bahkan perpindahan gigi di transmisi otomatik modern lebih halus.

Faktor terakhir adalah semakin terdidiknya konsumen Indonesia. Mereka sudah banyak yang membuang anggapan buruk tentang transmisi otomatik seperti biaya perawatan yang mahal dan resale value yang rendah. Mereka sadar bahwa itu transmisi otomatik sekarang sangat reliable dan memberikan banyak keuntungan buat mereka. Utamanya apalagi kalau bukan kaki tidak pegal lagi hehehehe. [Wahyu]

No comments: